![]() |
Penulis Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad alghazali dalam kitabnya bidayatul Hidayah melanjutkan bagi seorang murid atau pembelajar maka adabnya terhadap gurunya ssebagai berikut: Mendahului dengan penghormatan dan memulai salam memulai kepada guru
1. Hendalnya seorang
murid mengurangi banyak bicara di hadapan gurunya.
Jadi ketika guru sudah datang seorang
murid dianjurkan untuk diam dan tidak disibukkan dengan hal yang lain selain focus.
Bahkan dalam hal diam ini digambarkan bagaimana orang-orang dahulu seperti
seperti Imam Syafi'i . Disebutkan bahwasanya beliau ketika berada di hadapan
Imam Malik untuk membuka lembaran kertas.
Seperti yang kita ketahui zaman
dahulu kalau belajar mengaji sudah menjadi kebiasaan seorang murid membawa
kertas dan pena yang ketika akan menulis dicelupkan terlebih dahulu. Dan ketika
gurunya sedang menerangkan apabila muridnya ketika di hadapan guru untuk
membuka kertas atau membuka buku saja itu pelan-pelan takut ada suara keresek
kresek yang bisa mengganggu konsentrasi gurunya.
Begitulah sdebagian adab orang-orang
terdahulu memang luar biasa sehingga belajarnya atau mengajinya biasa saja tetapi
karena adab mereka kepada guru sangat tinggi maka mereka mendapatkan keberkahan
dari ilmunya karena ‘inamal ilmu bita’allum wal barokah bilkhidmah’ ilmu
itu didapatkan dengan belajar dan keberkahan ilmu diperoleh dengan berkhidmah.
2. Tidak berbicara
apapun yang tidak ditanya oleh guru kecuali kalau ditanya atau dipersilakan
untuk bertanya atau ditanya.
3. Tidak bertanya
sebelum meminta izin terlebih dahulu seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu
setelah ditunjuk baru seorang murid bertanya
4. Tidak berkomentar
dan membandingkan pendapat guru yang lain.
Seperti pernyataan Fulan berkata
berbeda dengan pendapat engkau tetapi kata kiai itu mah begini begini begini
tapi menurut engkau begini begini, jangan seperti itu. Apabila bertanya bertanya saja tidak usah
membanding-bandingkan. Apalagi mengadukan untuk dikonfrontir[1]
antara gurunya dengan guru yang lain.
5. Tidak memberikan
isyarat berbeda pendapat dengan guru.
Jadi umpamanya gurunya tersebut tidak
sesuai dengan pendapat Dia kemudian jangan menyampaikan lalu menunjukkan
bahwasanya “saya tidak cocok dengan pendapat beliau atau saya tidak cocok dengan
pendapat guru”. Jadi jangan memberikan isyarat berbeda pendapat dengan guru
dengan melihat diri sendiri lebih tahu kebenaran daripada guru walaupun mungkin
murid lebih dalam atau lebih pintar satu sisi bisa jadi dalam satu sisi murid
lebih pintar daripada gurunya .
sampai ketika imam Syafi'i mengaji kepada Imam Malik itu sampai dikatakan ilmunya Imam Malik itu sampai habis karena Imam Syafi'i itu sudah menguasai berbagai ilmu sebelum datang ke Imam Malik tetapi Imam syafii sama sekali tidak menunjukkan pengetahuannya di hadapan Imam Malik, beliau tunduk walaupun beliau pintar minimal sejajar dengan imam malik. Bahkan bisa jadi dalam beberapa hal lebih berilmu tetapi beliau terus mengambil faedah (istifadah) dengan memperbanyak diam.
6. Kemudian adabnya
seorang murid di hadapan quru adalah jangan bertanya kepada teman yang ada di sekitarnya
di hadapan gurunya.
misalnya bertanya
kepada sampingnya “ini apa sih” tidak usah nanti saja bertanya belakangan.
7. Kemudian tidak
berpaling atau menengok ke samping kiri kanan di hadapan guru
Ketika dihadapan guru seorang murid dianjurkan fokus bahkan dianjurkan kata Imam alghazali “Hendaklah ia duduk dengan menundukkan kepala penuh dengan ketenangan dan penuh dengan adab dan tatakrama seakan-akan ia sedang dalam keadaan salat”. Dan ini dipraktikan oleh ulama-ulama dahulu, oleh santri-santri dahulu oleh pelajar-pelajar dahulu. Sehingga dikabarkan untuk di negara kita dahulu itu kalau secara fasilitas tidak ada fasilitas menulis, digambarkan terkadang para orang tua kita menulis dan belajar konon hanya terdapat sabak sebagai sarana menulis. Yang ketila guru menerangkan lalu para murid menuliskannya disabak dan setelah selesai dihapuslah tulisan yamng ada di sabak tersebut lalu menulis lagi dan dihapus lagi. Jadi bagaimana seorang murid murajaah tetapi mereka pintar-pintar?. Tentunya sangat berbeda dengan zaman saat ini dimana seluruh tulisan dapat dikumpulkan dan disebarkan dengan sangat luas. Berbagai media belajar dan menulis sudah sangat melimpah. Maka hal penting lainya dari ketersediaan ilmu saat ini yaitu keberkahan dari ilmu tersebut melalui pengetahuan etika dan adab yang tinggi sehingga terhadap seorang oengajar atau guru.
8. Kemudian tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah atau ketika guru sudah kelihatan capek.
[1] KBBI:
dipertentangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar